Aging atau dikenal dengan umur barang adalah salah satu ukuran untuk mengontrol persediaan atau inventory kita di store dan Head Office (HO).
Pengukuran paling dasar dalam Aging adalah:
Tanggal Stock Barang – Tanggal Penerimaan Barang = Umur Barang (Aging)
Contoh:
Tanggal melakukan stock opname adalah 17 Agustus 2013
Tanggal barang tersebut diterima adalah 17 Agustus 2012
Maka umur barang adalah 12 bulan atau 1 tahun
Dengan mengetahui berapa lama umur barang tersebut dalam inventory kita, maka kita bisa menghindarkan terjadinya penumpukan barang hingga menghindarkan resiko penyimpanan seperti rusak. Dan juga bisa menjadi ukuran apakah sebuah barang tersebut dianggap tidak bergerak (Non Moving) atau sangat laris (Fast Moving).
Untuk barang perishable atau yang mudah rusak, perhitungan aging ini membantu menjaga cycle First in First Out (FIFO). Sedangkan untuk barang yang berdasarkan atas trend atau mode maka ini bisa jadi penentu untuk melihat apakah out of date atau masih update.
Secara nasional dengan mengetahui umur barang maka juga bisa membantu kita mengontrol pergerakan Harga Pokok Pembelian (HPP) terutama bagi barang yang HPP nya berubah mengikuti sebuah pergerakan harga. Contoh, Tinta Printer dimana harga beli nya dipengaruhi oleh nilai dollar. Atau import barang-barang yang tentu saja sangat bergantung dengan fluktuasi harga dollar.
Berapakah Aging yang baik? Ini sangat tergantung dengan jenis barang yang dimiliki serta model bisnis yang dijalankan. Yang penting dasarnya adalah kita harus tau umur sebuah barang karena akan membantu kita membuat keputusan yang tepat.
Contoh:
Buat Minimarket A, umur barang tidak boleh lebih dari 3 bulan. Lebih dari itu sudah dianggap Non Moving.
Namun untuk sekelas Hypermarket B , umur barang boleh sampai dengan 6 bulan baru dianggap Non Moving.
Yuk coba lakukan review di store dan gudang kamu